Kuliah S2 di Inggris: Masih Worth It?

[audio src="https://akunbercerita.com/wp-content/uploads/2022/07/ep5%20-%20extended%20-%20final.mp3"]
Sebagai salah satu negara tujuan studi mahasiswa internasional, Inggris dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami beberapa gejolak sosial. Kira-kira masih worth it gak, lanjut S2 di sana? — bersama narasumber Prabowo Imansantoso (Santos), auditor di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia.

___ play edited version on Spotify ___

Sebagai salah satu negara tujuan studi mahasiswa internasional, Inggris dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami beberapa gejolak sosial seperti Brexit, pandemi, dan inflasi tinggi. Belum lagi sekarang, kampus-kampus yang menawarkan kuliah S2 secara daring kan makin banyak tuh. Kira-kira masih worth it gak, lanjut S2 di sana? — bersama narasumber Prabowo Imansantoso (Santos), auditor di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia.

Santos dulu mendapatkan gelar M.Sc. dari program studi Forensic Accounting di University of Portshmouth tahun 2013-2014. Saat ini, ia sedang menempuh S3 di University of Liverpool Management School. Keduanya sama-sama berada di England, United Kingdom.

Santos lulus dari S1 Akuntansi UGM tahun 2007. Ia sempat magang selama 6 bulan di KAP Ernts & Young di Jakarta sebelum akhirnya bergabung dengan BPK hingga saat ini. Cek bio-nya di sini.

Ada beberapa hal menarik yang kita obrolin di episode ini nih. Pertama, tentang pola pikir critical thinking yang kerap jadi masalah bagi mahasiswa internasional:

International students’ critical thinking–related problem areas: UK university teachers’ perspectives

Fenomena studentification di kota-kota tujuan studi di UK:

Down with ‘studentification’: how cities fought for their right not to party

Students cop the blame for pushing locals out of university towns – but it’s not their fault

Beragam aksen bahasa Inggris di UK, misalnya aksen scouse di Liverpool:

The biggest game in English football? Liverpool vs Manchester United | US AND THEM

Share this episode: